Digitalisasi Dunia
AI, HKI, dan Privasi: Adobe dan Meta Didesak Ubah Kebijakan Penggunaan Data
1 Jul 2024
Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) membawa perubahan besar di berbagai sektor, mulai dari bisnis hingga pendidikan. Namun, seiring perkembangan pesat ini, muncul pula sejumlah isu penting yang perlu diperhatikan, khususnya terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan privasi data.

Kedua aspek ini menjadi makin relevan ketika berbicara tentang penggunaan data dalam pelatihan dan pengembangan AI. Misalnya, dua perusahaan teknologi besar yang turut mengembangkan AI, Adobe dan Meta mendapatkan kritik dan sorotan karena kebijakan pengguna data pengguna mereka.
Oleh karena itu, Adobe dan Meta didesak untuk mengubah kebijakan penggunaan datanya demi melindungi HKI maupun privasi pengguna. Lantas perubahan kebijakan seperti apa yang dimaksud?
Kecerdasan Buatan dan Hak Kekayaan Intelektual
HKI adalah hak hukum yang memberikan perlindungan kepada kreator atas karya aslinya, termasuk tulisan, musik, seni visual, dan penemuan teknologi. Dalam industri kreatif, HKI memainkan peran penting dalam memastikan kreator dapat memperoleh keuntungan dari karya mereka dan melindungi mereka dari penggunaan tanpa izin.
HKI juga mendorong inovasi dan kreativitas dengan memberikan insentif kepada kreator untuk terus menciptakan karya baru. Adobe, sebagai pemimpin dalam perangkat lunak kreatif, telah memanfaatkan AI untuk meningkatkan fungsionalitas produknya.
Contohnya, fitur seperti Content-Aware Fill di Photoshop dan Adobe Sensei menggunakan AI untuk memberikan pengalaman yang lebih intuitif dan efisien bagi pengguna. Namun, untuk melatih AI ini, Adobe butuh data dalam jumlah besar, yang seringnya menggunakan karya kreatif pengguna.
Banyak kreator merasa bahwa karyanya digunakan begitu saja tanpa kompensasi yang layak. Para kreator khawatir bahwa penggunaan karyanya untuk melatih model AI tidak hanya mengambil keuntungan dari hasil jerih payahnya tanpa imbalan, tetapi juga dapat merusak nilai ekonomi dari karya tersebut, apalagi jika AI dapat mereplikasi atau memodifikasinya dengan mudah.
Padahal penggunaan data yang dilindungi HKI untuk melatih model AI menimbulkan berbagai implikasi legal. Dalam banyak yurisdiksi, Undang-Undang Hak Cipta mengharuskan izin eksplisit dari pemilik hak sebelum karya dapat digunakan untuk tujuan komersial.
Jika perusahaan seperti Adobe menggunakan karya kreatif tanpa izin maka dapat menghadapi tuntutan hukum atas pelanggaran hak cipta. Selain risiko hukum, ada juga implikasi reputasi yang signifikan.
Perusahaan yang dianggap tidak menghormati hak cipta dan hak kreator dapat kehilangan kepercayaan dari komunitas kreatif, yang pada akhirnya dapat merugikan bisnisnya. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak bagi perusahaan seperti Adobe untuk mengadopsi kebijakan yang lebih transparan dan etis dalam penggunaan data kreatif.
Privasi Data dan Meta
Privasi data telah menjadi isu kritis di era digital. Dengan meningkatnya jumlah informasi pribadi yang dibagikan secara online, perlindungan data pribadi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Data ini mencakup segala sesuatu mulai dari informasi identitas dasar hingga kebiasaan penggunaan internet, preferensi pribadi, dan interaksi sosial.
Privasi data berhubungan langsung dengan hak individu untuk mengontrol informasi pribadi dan bagaimana informasi tersebut digunakan oleh pihak ketiga. Meta, sebagai perusahaan induk dari platform media sosial terkemuka seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengumpulkan data dalam jumlah besar dari pengguna di seluruh dunia.
Data ini mencakup informasi pribadi seperti nama, alamat email, nomor telepon, serta data perilaku seperti klik, suka, komentar, dan kebiasaan browsing. Meta menggunakan data ini untuk berbagai tujuan, termasuk personalisasi konten dan iklan, analisis pengguna, dan pengembangan fitur baru.
Meskipun Meta menyediakan layanan gratis dengan mengandalkan pendapatan dari iklan berbasis data, banyak pengguna merasa tidak nyaman dengan pengumpulan dan penggunaan data pribadinya.
Kekhawatiran ini diperparah oleh kurangnya transparansi mengenai bagaimana data digunakan dan siapa yang memiliki akses ke data tersebut. Meta sendiri telah terlibat dalam beberapa insiden kebocoran data dan pelanggaran privasi yang signifikan.
Salah satu insiden paling terkenal adalah skandal Cambridge Analytica pada tahun 2018, di mana data pribadi dari 87 juta pengguna Facebook disalahgunakan tanpa izin. Insiden ini mengungkap kelemahan serius dalam kebijakan privasi dan keamanan data Meta, memicu kekhawatiran global tentang bagaimana data pengguna dikelola.
Tuntutan dan Perubahan Kebijakan
Dengan berbagai masalah terkait privasi ini maka munculah berbagai tuntutan dan perubahan kebijakan yang harus dilakukan, sebagai berikut:
Izin yang Jelas dan Eksplisit: Pentingnya izin yang jelas dan eksplisit dari pengguna sebelum data digunakan untuk melatih AI tidak bisa diremehkan. Dengan izin yang jelas, pengguna dapat memahami dan memberikan persetujuan atas penggunaan data pribadi mereka untuk tujuan tertentu, termasuk pelatihan model AI.
Kebijakan yang lebih transparan dan mudah dimengerti dapat membantu mengurangi kebingungan dan ketidakpercayaan di antara pengguna. Contoh praktik yang dapat diterapkan adalah menyediakan opsi yang jelas dalam pengaturan privasi untuk memungkinkan pengguna menentukan bagaimana datanya digunakan dan memberikan izin khusus untuk penggunaan data dalam konteks pelatihan AI.
Transparansi dalam Penggunaan Data: Transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan pengguna. Perusahaan seperti Adobe dan Meta perlu meningkatkan transparansinya dalam mengenai bagaimana data dikumpulkan, diproses, dan digunakan.
Langkah-langkah praktis yang dapat diambil adalah menyediakan laporan transparansi rutin yang memberikan gambaran tentang praktik penggunaan data perusahaan, serta melakukan audit independen secara teratur untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan privasi dan keamanan data.
Kompensasi yang Adil untuk Pemilik Hak Cipta: Pemilik hak cipta harus diberikan kompensasi yang adil ketika karya mereka digunakan untuk melatih model AI. Ini tidak hanya tentang mematuhi undang-undang hak cipta yang berlaku, tetapi juga tentang menghormati nilai dan upaya kreatif yang ditanamkan dalam karya tersebut.
Adobe dan Meta dapat mempertimbangkan model kompensasi yang melibatkan pembagian pendapatan dari penggunaan karya untuk melatih AI atau menawarkan opsi untuk pengguna mengatur lisensi atau kompensasi dalam pengaturan privasinya.
Keamanan Data yang Lebih Kuat: Meningkatkan keamanan data adalah langkah krusial untuk melindungi privasi pengguna. Adobe dan Meta harus mengadopsi teknologi keamanan terbaru dan praktik terbaik dalam melindungi data pribadi pengguna dari kebocoran dan penyalahgunaan.
Ini mencakup penggunaan enkripsi data, pengaturan akses yang ketat, serta pelatihan dan kesadaran yang ditingkatkan bagi karyawan tentang pentingnya keamanan data. Untuk memenuhi tuntutan ini, Adobe dan Meta harus berkomitmen untuk memenuhi tuntutan dan perubahan kebijakan diatas.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Adobe dan Meta tidak hanya dapat memperbaiki reputasinya di mata publik, tetapi juga memastikan bahwa inovasi teknologinya berjalan sejalan dengan nilai-nilai etika dan hukum yang kuat.