AstraSatu Indonesia

Digitalisasi Dunia

Di Balik Kekacauan Twitter: Aksi Elon Musk Potong dan Cabut Kabel Server dengan Pisau Saku​

Akuisisi Twitter oleh Elon Musk pada akhir 2022 menyebabkan perubahan drastis dan kekacauan besar. Bahkan, salah satu tindakan Elon Musk yang cukup membuat heboh, ia mencabut kabel server Twitter dengan pisau saku, apa alasan di balik tindakan itu?

Di Balik Kekacauan Twitter: Aksi Elon Musk Potong dan Cabut Kabel Server dengan Pisau Saku​

Akhir 2022 lalu, Elon Musk mengakuisisi Twitter yang kini dikenal sebagai X setelah proses panjang dan kontroversial. Namun, yang lebih menarik dari akuisisi itu adalah berbagai 'ulah' Musk yang menimbulkan kehebohan. 

Mulai dari aksi pertama Musk yang membawa wastafel ke kantor Twitter, lalu memotong dan mencabut kabel server Twitter secara manual menggunakan pisau saku, hingga memperkenalkan sistem baru yang mengubah cara pengguna mendapatkan centang biru dan kini justru menjadi salah satu langkah yang berdampak besar bagi para kreator konten di platform X. 

X-is-working-on-an-ID-verification-process-to-combat-impersonators.jpeg

Akuisisi Twitter: Langkah Berani Elon Musk yang Kontroversial

Proses akuisisi Twitter oleh Elon Musk dimulai dengan serangkaian kritik terhadap platform tersebut, utamanya terkait dengan kebebasan berbicara. Musk, yang dikenal dengan pengaruhnya di media sosial, mengusulkan pembelian Twitter seharga $44 miliar pada April 2022 lalu. Akhirnya, setelah negosiasi dan tantangan hukum yang panjang, Musk pun dapat mengambil alih perusahaan yang didirikan oleh Jack Dorsey tersebut pada Oktober 2022.

Sejak hari pertama, Musk langsung menerapkan serangkaian perubahan besar, termasuk PHK massal dan perubahan kebijakan internal yang membuat heboh. Langkah Musk ini sering kali dilakukan tanpa memperhatikan saran dari staf senior Twitter, hingga memicu kekacauan besar dalam operasional platform.

Screenshot 2024-09-30 143603.png

Aksi Simbolis Bawa Wastafel ke Kantor: Simbol Perubahan Radikal

Pada hari pertama setelah akuisisi Twitter, Musk melakukan aksi simbolis yang menarik perhatian publik dengan membawa wastafel ke kantor Twitter. Aksi membawa wastafel, yang dilakukan pada 26 Oktober 2022 itu, menjadi simbol dari pengambilalihan Twitter oleh Musk. 

Dalam video yang viral, Musk memasuki kantor Twitter dengan wastafel besar sebagai permainan kata “Let that sink in,” menyimbolkan bahwa perubahan besar akan terjadi di perusahaan. Tindakan ini juga sekaligus mencerminkan gayanya yang teatrikal dan penuh kejutan. 

Tak lama setelah aksi itu, Musk kemudian memangkas lebih dari setengah staf Twitter dan memperkenalkan perubahan besar dalam kebijakan perusahaan. 

f3e4291c-2a88-42df-8f52-3dcec7166fe3.jpg

Nekat Gunakan Pisau Saku Potong dan Cabut Kabel Server Twitter 

Sekitar akhir tahun 2022 menuju awal 2023, Musk memindahkan server dari Sacramento, California ke Portland​, Oregon. Namun, hal yang membuat heboh adalah, Ia memutus kabel server di Sacramento, menggunakan pisau saku atau wire cutters.

Para engineer Twitter bahkan sudah memperingatkan bahwa proses ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari gangguan pada platform. Namun, Musk yang tidak sabar pun, akhirnya mengambil tindakan sendiri.

Pemindahan sekitar 700 server ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Musk untuk menurunkan biaya operasional dengan memindahkan infrastruktur ke fasilitas yang lebih murah di Portland. 

Tidak hanya itu memotong kabel server, menurut laporan dari Inshorts dan Futurism, Musk juga menggunakan pisau saku untuk membuka panel listrik dan kemudian mencabut kabel server secara manual. Tindakan ini dilakukan tanpa memperhatikan prosedur keselamatan data yang semestinya, seperti menghapus data dari server sebelum pemindahan.

elon-musk-twitter-1.webp

Kontroversi Mengganti Nama dan Logo Twitter menjadi X

Pada pertengahan 2023, Musk mengganti nama dan logo Twitter menjadi X. Langkah ini menandai upaya Musk untuk mengubah identitas Twitter secara total dan menjadikannya lebih dari sekadar platform media sosial. 

Dalam visinya, X akan menjadi "aplikasi segalanya"—sebuah superapp seperti WeChat di China, yang menggabungkan berbagai fungsi seperti pembayaran, e-commerce, dan komunikasi dalam satu platform.

Lagi-lagi, langkah co-founder and CEO Tesla ini kembali memicu kontroversi di kalangan pengguna dan pengamat. Apalagi, Twitter telah menjadi merek yang ikonik selama lebih dari satu dekade, dengan logo burung biru yang dikenali di seluruh dunia. 

Banyak orang beranggapan, pergantian nama dan logo ini dianggap sebagai tindakan yang menghancurkan nilai merek yang sudah mapan dan membingungkan pengguna. Mereka mempertanyakan logika di balik keputusan ini, karena Twitter selama ini dikenal sebagai platform yang kuat dan berpengaruh, dan penghapusan identitas lamanya dapat berdampak buruk pada loyalitas pengguna.

Meski demikian, Musk tetap bersikukuh bahwa perubahan ini adalah bagian dari visi jangka panjangnya untuk mengubah Twitter menjadi X, sebuah platform revolusioner yang akan lebih dari sekadar media sosial. 

Bagi sebagian pengguna, langkah ini dianggap inovatif, namun bagi yang lain, itu adalah langkah yang tidak diperlukan dan berisiko besar.

RXJQJ37RZ5FRFFKKXDUFKYIZNA.jpg

Centang Biru dan Pembayaran Kreator: Peluang dan Kontroversi

Salah satu perubahan terbesar yang dilakukan Musk di Twitter adalah pengenalan sistem centang biru berbayar melalui layanan Twitter Blue. Sebelum Musk mengambil alih, centang biru diberikan sebagai tanda verifikasi untuk figur publik, jurnalis, dan tokoh-tokoh penting. 

Namun, di bawah kepemimpinan Musk, setiap pengguna bisa mendapatkan centang biru dengan membayar langganan bulanan, yang membuka peluang bagi kreator konten untuk mendapatkan lebih banyak visibilitas dan bahkan penghasilan dari platform.

Kebijakan ini tentu memicu kontroversi besar. Banyak pengguna lama Twitter merasa bahwa Musk telah merusak makna asli dari centang biru, yang sebelumnya melambangkan otoritas dan keaslian. Para jurnalis, selebritas, dan tokoh publik mengkritik langkah ini, karena memberikan peluang bagi siapa saja untuk "membeli" kredibilitas tanpa memverifikasi identitas mereka. 

Tak hanya itu, perubahan ini juga menimbulkan kebingungan di antara pengguna Twitter, dengan banyak akun palsu yang berhasil memperoleh centang biru dan menyebarkan informasi yang salah.

Meski tak dimungkiri, di sisi lain, kebijakan baru ini memberikan peluang besar bagi kreator konten. Musk mengumumkan bahwa pengguna yang berlangganan Twitter Blue bisa mendapatkan bagi hasil dari iklan yang muncul di balasan tweet mereka. 

Ini adalah langkah yang menarik bagi kreator yang mengandalkan media sosial untuk pendapatan mereka. Apalagi, dengan sistem baru ini, kreator tidak hanya mendapatkan visibilitas yang lebih besar melalui centang biru, tetapi juga peluang untuk mendapatkan bayaran dari konten mereka.

Pendekatan ini serupa dengan platform seperti YouTube dan TikTok, di mana kreator dihargai berdasarkan popularitas konten mereka. Dengan demikian, bagi kreator konten, Twitter menawarkan lebih banyak insentif finansial dibandingkan sebelumnya.

221219-elon-musk-mb-0933-75663c.webp

Apa yang Dapat Diambil dari Kekacauan dan Perubahan Twitter?

Perubahan-perubahan besar yang dilakukan Musk di Twitter, dari mencabut kabel server hingga memperkenalkan centang biru berbayar, mencerminkan gaya kepemimpinannya yang langsung, inovatif, namun juga kontroversial. 

Di satu sisi, langkah-langkah ini memberikan peluang baru bagi pengguna dan kreator konten untuk lebih aktif dan mendapatkan pendapatan. Hanya, di sisi lain, banyak keputusan yang diambil tanpa perencanaan matang menyebabkan kekacauan internal di perusahaan serta protes dari komunitas pengguna.

Ke depan, keberhasilan Twitter di bawah kepemimpinan Musk akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan inovasi dengan manajemen yang efektif, terutama dalam menangani kritik dari berbagai kalangan sambil terus memberikan insentif yang menarik bagi kreator.

Satu hal yang pasti, di bawah kepemimpinan Musk, Twitter, atau sekarang dikenal sebagai X, akan terus menjadi sorotan publik. Menarik untuk kita tunggu inovasi Musk berikutnya yang dihadirkan lewat X ke depan!

Artikel Sebelumnya
Berlangganan buletin kami untuk pembaruan
Astra Digital

Quick Menu

Lainnya

© 2025 AstraDigital

Punya Pertanyaan?

Terhubung dengan kami

Globe