AstraSatu Indonesia

Digitalisasi Dunia

Kabar Buruk untuk 3 Miliar Pengguna Browser Google Chrome, Rawan di-Hack!

Google Chrome mengumumkan kabar buruk ke lebih dari 3 miliar pengguna Chrome di seluruh dunia untuk segera memperbarui sistem operasi mereka, karena risiko keamanan. Langkah ini demi mencegah serangan berbahaya yang memungkinkan peretas mengambil alih komputer. Salah satu celahnya lewat jendela pop-up di situs web…

Kabar Buruk untuk 3 Miliar Pengguna Browser Google Chrome, Rawan di-Hack!

Google Chrome yang menjadi browser favorit bagi miliaran pengguna di seluruh dunia, kini menjadi sasaran empuk para peretas. Sebab, baru-baru ini celah keamanan pada Google Chrome telah ditemukan dan memungkinkan para penyerang untuk mengakses perangkat pengguna secara ilegal. 

 

Akibatnya, data-data pribadi pengguna mulai dari informasi login hingga riwayat browsing bisa dengan mudah dicuri. Dengan kata lain, data berharga pengguna termasuk mungkin Anda, bisa menjadi santapan empuk bagi para peretas.

rubaitul-azad-kfuSP6TgnbQ-unsplash.jpg

Celah dan Ancaman Nyata yang Mengintai Pengguna

Dunia digital yang bisa dinikmati oleh setiap orang seperti saat ini, ternyata menyimpan ancaman begitu besar yang tak kasat mata. Sebagai contoh, ketika sedang asyik menjelajahi lautan informasi di internet, ada sebuah jebakan tersembunyi yang selalu siap sedia menyambut pengguna setiap harinya. 

 

Iklan pop-up yang menjanjikan hadiah menarik atau informasi penting lainnya bisa jadi adalah pintu gerbang bagi malware jahat untuk masuk ke perangkat user. Dengan sekali klik, virus berbahaya ini dapat menyusup, merusak sistem operasi, mencuri data pribadi, hingga mengendalikan device dari jarak jauh.

 

Dengan begitu, bisa dibilang juga bahwa ancaman siber tidak hanya sebatas pada malware saja. Akan tetapi ada berbagai jenis serangan lain yang mengintai para pengguna internet, misalnya saja seperti ransomware hingga DDoS. 

 

Pada dasarnya, ransomware akan mengunci data pengguna dan meminta tebusan untuk mengembalikannya. Sedangkan serangan DDoS sendiri biasanya bertujuan untuk melumpuhkan sebuah situs website atau layanan online dengan membanjirinya dengan lalu lintas yang berlebihan.

addy-osmani-MRbIw_76G94-unsplash.jpg

Bagaimana Peretas Memanfaatkan Celah Ini?

Selain melalui link phisingransomware, dan juga iklan pop-up ada beberapa celah kreatif yang dilakukan oleh para peretas, mulai dari:

 

Ekstensi Browser

Salah satu cara paling umum bagi peretas untuk menyusup ke perangkat pengguna adalah melalui ekstensi browser. Meskipun ekstensi dirancang untuk memperkaya pengalaman berselancar, namun sayangnya tidak semuanya dikembangkan oleh pihak yang terpercaya. 

 

Beberapa ekstensi yang tampak tidak berbahaya ternyata dapat mengandung malware yang mengancam data pribadi para penggunanya. Lebih lanjut, malware ini bisa mencuri data sensitif, seperti kata sandi, informasi kartu kredit, hingga mengontrol perangkat secara penuh.

 

Unduhan Ilegal

Memasang software atau file secara ilegal dari sumber yang tidak terpercaya juga merupakan risiko yang sangat tinggi. File-file tersebut seringkali sudah terinfeksi malware yang siap merusak sistem pegguna. Sebab, para peretas seringkali membumbui file-file ilegal dengan malware untuk menyebarkan serangannya secara lebih luas.

Link Mencurigakan

Hati-hati dengan tautan yang klik, terutama jika berasal dari email, pesan instan, atau situs web yang tidak dikenal. Link-link ini bisa mengarahkan user ke situs phising yang dirancang untuk mencuri informasi pribadi. Dalam hal ini, situs phising biasanya dibuat menyerupai situs asli untuk membodohi pengguna.

 

Pembaruan Palsu

Peretas seringkali menyamar sebagai objek ketiga dengan memanfaatkan pemberitahuan terkait pembaruan perangkat lunak resmi para penggunanya. Tujuannya tidak lain untuk menipu pengguna agar mau mengklik tautan palsu yang dibuatnya itu tadi. 

 

Di sini, pembaruan palsu akan muncul dalam bentuk notifikasi yang mendesak penggunanya untuk segera memperbarui perangkat lunak. Jika pengguna tidak teliti, maka bukan tidak mungkin jika nantinya akan mudah tertipu dan mengklik tautan tersebut. 

 

Bahkan, beberapa kasus peretasan melalui Chrome yang telah terjadi menunjukkan betapa seriusnya ancaman ini. Salah satu kasus yang paling menonjol adalah peretasan yang menyebabkan kerugian sebesar 1 juta dolar AS melalui sebuah plugin Chrome. Kasus lainnya melibatkan peretas yang menyamar sebagai pembaruan Chrome untuk menguras rekening bank korban.

greg-bulla-lKjX3S4pdog-unsplash.jpg

Apa yang Dilakukan Google?

Google kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan pengguna dengan sigap menanggulangi setiap ancaman yang mengintai browser Chrome. Buktinya, setiap kali ditemukan celah keamanan atau kerentanan, raksasa teknologi ini langsung bergerak cepat dalam beberapa tahap.

Investigasi Mendalam

Tim keamanan Google langsung melakukan penyelidikan mendalam untuk memahami secara menyeluruh. Setelah itu, Google akan mencari tahu bagaimana celah ini dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Proses ini tentunya akan melibatkan analisis mendalam terhadap program coding Chrome untuk mengidentifikasi akar masalahnya.

 

Pengembangan Patch Secara Cepat

Setelah memahami ancamannya, para pengembang Google langsung beraksi untuk mengembangkan patch khusus. Di mana patch ini umumnya berisi kode pembaruan yang akan menutup rapat celah keamanan tersebut, sehingga mencegah peretas menyusup ke sistem pengguna.

Segera Merilis Pembaruan Keamanan

Tanpa mengulur waktu, Google segera merilis pembaruan Chrome yang berisi patch keamanan ini. Pembaruan biasanya akan secara otomatis terinstal di perangkat pengguna, namun pengguna juga dapat melakukan pembaruan secara manual untuk memastikan perangkatnya selalu terlindungi.

solen-feyissa-UWVJaDvXW_c-unsplash.jpg

Apa yang Bisa Dilakukan Pengguna?

Sebenarnya Google tidak hanya memperbaiki masalah saja, akan tetapi juga proaktif dalam memberikan informasi kepada pengguna. Untuk itu, sebagai pengguna Google Chrome juga mempunyai peran yang tak kalah penting demi menjaga keamanan saat berselancar internet. 

 

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai pengguna Google Chrome untuk menghindari kasus tersebut, misalnya saja seperti:

 

Update Chrome Secara Berkala 

Sama seperti ponsel pintar yang perlu diperbarui, Chrome juga perlu pembaharuan secara rutin. Aktivitas update ini biasanya berisi perbaikan bug dan patch keamanan yang penting untuk melindungi Anda dari ancaman terbaru.

 

Pasang Antivirus yang Andal 

Perangkat lunak antivirus adalah tameng pertama dalam menghadapi serangan siber. Pastikan antivirus yang Anda gunakan selalu diperbarui dan memiliki database virus yang lengkap.

 

Manfaatkan Fitur Keamanan Tambahan

Chrome dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan tambahan, seperti Safe Browsing yang akan memperingatkan Anda jika mengunjungi situs web yang berbahaya. Maka dari itu, jangan pernah ragu untuk mengaktifkan fitur-fitur ini.

 

Hati-hati dengan Email dan Lampiran

Email phishing seringkali disamarkan sebagai pesan dari bank, perusahaan, atau orang yang pengguna kenal. Maka dari itu, jangan mudah tertipu dan hindari membuka lampiran dari pengirim yang tidak dikenal.

 

Gunakan Kata Sandi yang Kuat

Kata sandi yang kuat pada dasarnya merupakan kunci paling penting untuk melindungi akun pengguna. Sebagai saran tambahan kombinasikan huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol untuk membuat kata sandi yang sulit ditebak.

 

Beragam celah keamanan yang telah dijelaskan di atas tadi tentunya mampu menunjukkan betapa liciknya para peretas dalam melancarkan serangan siber. Para hacker tersebut akan terus mengembangkan teknik-teknik baru untuk mengeksploitasi kelemahan para penggunanya. 

 

Oleh karena itu, sebagai pengguna internet harus selalu meningkatkan kewaspadaan dan tetap berhati-hati ketika sedang berinteraksi melalui dunia maya. Dengan memahami modus operasi para peretas tersebut, tentunya pegguna dapat melindungi diri dari berbagai ancaman siber yang mengintai.

Artikel Sebelumnya
Berlangganan buletin kami untuk pembaruan
Astra Digital

Quick Menu

Lainnya

© 2025 AstraDigital

Punya Pertanyaan?

Terhubung dengan kami

Globe