AstraSatu Indonesia

Digitalisasi Dunia

Kendaraan Otonom: Ketika Raksasa Teknologi Ada di Kursi Pengemudi

Industri otomotif kini tengah mengalami perubahan besar. Perusahaan teknologi terkemuka seperti Google, Amazon, Baidu, dan Tesla tidak lagi hanya beroperasi di dunia digital, tetapi telah aktif berpartisipasi dalam pengembangan teknologi kendaraan otonom. Bagaimana hal ini akan mengubah cara kita hidup dan bekerja...

Kendaraan Otonom: Ketika Raksasa Teknologi Ada di Kursi Pengemudi

Kendaraan otonom disebut akan mengubah cara kita bermobilitas. Bayangkan, kita bisa bekerja atau bahkan bersantai selama perjalanan tanpa perlu memikirkan siapa yang akan menyetir. Sistem navigasi kendaraan otonom pun mampu mengoptimalkan rute dan kecepatan, sehingga dapat menghemat konsumsi bahan bakar hingga 18%

 

Hingga tahun 2024 ini, kendaraan otonom telah mencapai berbagai tahap pengembangan, mulai dari uji coba di jalan raya, hingga implementasi di beberapa kota. 

 

Saat ini, industri kendaraan otonom dikategorikan dari Level 0 (tanpa otomatisasi) hingga Level 5 (otomatis penuh). 

 

Level 1 dan 2 menggambarkan kondisi mayoritas di jalan raya saat ini, dengan mobil-mobil baru memiliki apa yang disebut fitur driver-assist.

  • Level 1 ditandai dengan adanya fitur untuk mengikuti lajur jalan (lane-following assistance) dan fitur untuk mendeteksi blind spot.

  • Level 2 melibatkan sistem bantuan mengemudi tingkat lanjut (advanced driving assistance systems - ADAS) yang dapat mengambil alih kemudi atau pengereman saat diperlukan -- meskipun masih ada pengemudi, seperti pada kemampuan pengereman darurat.

 

Level 3 ke atas ditandai dengan pengemudi yang semakin menyerahkan kendali pada sistem kendaraan. 

  • Level 3 dianggap sebagai "highly automated driving", di mana pengemudi sudah tidak perlu mengemudi lagi, tapi sistem tetap mengharuskan pengemudi untuk bersiap mengambil alih ketika kendaraan memintanya. 

  • Level 4 adalah kondisi di mana kendaraan masih memiliki cockpit, tapi pengemudi tidak diharuskan duduk di kursi pengemudi lagi. Di kondisi ini, mobil sudah dapat mengatasi kondisi jalan yang lebih kompleks tanpa intervensi pengemudi, seperti kemunculan objek tiba-tiba, dan lainnya.

  • Level 5 menggambarkan kondisi full automation atau full-self driving, di mana cockpit pengemudi bahkan sudah tidak ada, semua orang di mobil bisa menjadi penumpang, dan mobil bisa mengoperasikan dirinya sendiri. 

 

Faktor Pendorong Pertumbuhan Kendaraan Otonom

 

Teknologi otonom menggunakan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak untuk memproses data sekitar secara real time, seperti LiDAR (Light Detection and Ranging), kamera, dan kecerdasan buatan (AI). 

 

Lalu, apa yang menyebabkan kendaraan otonom meningkat begitu pesat?

  • Keterjangkauan Teknologi LiDAR: LiDAR, yang dulunya sangat mahal, kini mengalami penurunan harga yang signifikan. Seperti yang dilansir pada Forbes, pada tahun 2015, biaya satu unit LiDAR tidak kurang dari USD 75.000, yang membuat kendaraan otonom terlalu mahal untuk penggunaan massal. Namun, saat ini LiDAR bisa didapat dengan harga rata-rata USD 700-1,000. Bahkan, awal tahun ini, Robosense, salah satu pemain utama di industri LiDAR, merilis tipe terbarunya dengan harga USD 500. Hal ini menjadikan teknologi otonom lebih terjangkau. 

  • Peningkatan Kemampuan Kecerdasan Buatan (AI): AI memainkan peran penting dalam mengemudi otonom, terutama dalam pengenalan objek, analisis lalu lintas, dan pengambilan keputusan real time. Dengan berkembangnya jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) dan kemampuan machine learning, kendaraan otonom kini bisa belajar dari pengalaman untuk meningkatkan kemampuan mengemudi mereka. 

  • Peningkatan Efisiensi Transportasi: Mobil otonom dapat saling berkomunikasi untuk mengatur kecepatan, rute, dan waktu secara optimal, sehingga menjaga kelancaran lalu lintas. Dari hasil riset University of Cambridge, kendaraan otonom yang saling berkoordinasi berpotensi mempercepat arus lalu lintas hingga 35%. Hal ini mengakibatkan kehadiran kendaraan otonom dinanti-nanti banyak pihak.

  • Dukungan Pemerintah dan Regulasinya: Beberapa negara seperti Jerman dan Jepang telah memiliki regulasi untuk full driverless car. China juga memiliki regulasi untuk kendaraan otonom Level 4, meskipun demikian, pengemudi tetap diwajibkan untuk bersiap siaga. Sementara Amerika Serikat telah memiliki beberapa izin terkait kendaraan otonom, walaupun belum mencakup di semua wilayah bagian. Hal ini tentunya akan mempercepat pengembangan kendaraan otonom. 

 

 

Para Pemain Utama Kendaraan Otonom 

Begitu menariknya industri kendaraan otonom ini, hingga persaingan sengit pun tak terelakkan. Termasuk kasus legendaris Anthony Levandowski, mantan insinyur Google yang terlibat dalam proyek mobil otonom Google (Waymo) pada tahun 2019 silam. Levandowski dituduh mencuri ribuan dokumen rahasia milik Waymo, untuk kemudian dijual ke Uber.

 

Kasus ini menjadi bukti nyata betapa sengitnya persaingan di tingkat perusahaan. Namun, persaingan tidak berhenti di situ. Kini, persaingan kendaraan otonom telah menjadi persaingan global.

 

Cina kini juga menjadi negara terdepan dalam pengembangan kendaraan otonom. Cina unggul dalam jumlah uji coba kendaraan otonom di jalan, sedangkan Amerika Serikat dikenal terdepan dengan inovasi teknologi yang dipimpin oleh perusahaan seperti Waymo dan Tesla.

 

  1. Waymo (Google) 

Waymo, yang dimulai sebagai proyek Google pada 2009, dianggap sebagai salah satu pelopor kendaraan otonom. Dengan memulai penelitian dan pengembangan lebih awal dibanding banyak perusahaan lain, Waymo memiliki keunggulan dalam pengalaman dan pengumpulan data. Waymo fokus pada pengembangan teknologi inti yang sangat canggih, termasuk sistem sensor LiDAR yang sangat akurat dan algoritma machine learning yang kuat.  

 

Berdasarkan analisis terhadap 7,1 juta mil perjalanan otonom di tiga kota, Waymo melaporkan penurunan signifikan dalam tingkat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan mereka. Dibandingkan dengan data kecelakaan yang melibatkan pengemudi manusia pada rute yang sama, kendaraan otonom Waymo mencatat penurunan sebesar 85% untuk kecelakaan yang mengakibatkan cedera dan 57% untuk kecelakaan yang dilaporkan kepada polisi.  

 

Pada Agustus 2024, Co-CEO Waymo, Tekedra Mawakana, mengungkapkan bahwa perusahaan baru saja mencapai 100.000 perjalanan otonom berbayar per minggu di tiga wilayah operasional: San Francisco, Los Angeles, dan Phoenix, Amerika Serikat. Waymo juga berencana untuk segera memperluas jangkauan layanan ke wilayah Austin dan akan secara bertahap memperluas cakupan operasinya.

 

 

  1. Tesla 

Tesla juga merupakan salah satu pemain terbesar di industri kendaraan otonom, dengan fokus signifikan dalam mengembangkan teknologi Full-Self Driving (FSD). 

 

Berbeda dengan kebanyakan produsen kendaraan otonom lainnya, Tesla tidak menggunakan LiDAR dalam produksi kendaraan mereka. Teknologi FSD Tesla menggunakan kamera dan AI-powered computer vision untuk menavigasi jalan. 

 

Walaupun fitur FSD di kendaraan Tesla masih opsional, namun pada Q3 2024, teknologi FSD Tesla berhasil menyumbang pendapatan sebesar 326 juta USD. 

 

 

  1. Apollo (Baidu) 

Baidu, raksasa teknologi asal China, tengah gencar mengembangkan kendaraan otonom melalui proyek Apollo yang dimulai sejak 2017. Dengan pendekatan platform terbuka, Baidu mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi mengembangkan teknologi ini. Perusahaan juga fokus pada pasar lokal China, menyesuaikan teknologi mereka dengan kondisi jalan dan lalu lintas di negara tersebut. 
 

Baidu menyatakan bahwa sudah ada 500 kendaraan yang beroperasi, dengan total 988.000 perjalanan yang dilayani Apollo Go di seluruh Tiongkok pada Q3 2024, meningkat 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

 

 

  1. Zoox (Amazon) 

Jika sebelumnya Amazon lebih banyak berinvestasi pada otomatisasi warehouse-nya (seperti akuisisi Kiva Systems, serta pengembangan Amazon Scout dan Prime Air Delivery Drone), kini Amazon melakukan investasi pada kendaraan otonom, dengan mengakuisisi Zoox dengan harga sekitar 1,2 miliar USD pada tahun 2020. 

 

Zook telah diuji coba di jalanan California sejak Februari tahun lalu. Tahun ini, Zoox diberitakan telah melakukan uji coba di beberapa daerah lagi, seperti di San Fransisco, Austin, Miami, hingga Las Vegas.

 

 

  1. Aito (Huawei)

Aito, hasil kolaborasi Huawei dengan Seres, menggabungkan teknologi canggih Huawei dan pengalaman Seres dalam produksi mobil, Aito menawarkan kendaraan pintar yang dilengkapi dengan fitur-fitur menarik seperti sistem infotainment yang intuitif, asisten suara cerdas, dan teknologi berkendara otonom.

 

Aito M9, model SUV andalan Aito, baru-baru ini berhasil menyabet gelar sebagai kendaraan teraman di Cina, dengan total rating 5 bintang dalam tes C-NCAP, dan nilai performa 93.9%.

 

 

 

Dampak Perkembangan Kendaraan Otonom bagi Konsumen dan Industri Lainnya 

 

Perkembangan kendaraan otonom menjanjikan transformasi besar dalam sektor transportasi. Dengan teknologi canggih, kendaraan otonom diproyeksikan mampu meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan mengurangi dampak lingkungan. 

 

Konsumen akan menikmati perjalanan yang lebih nyaman dan fleksibel, sementara kota-kota akan mengalami perubahan signifikan dalam tata ruang dan layanan transportasi. Sementara industri juga akan mengalami perubahan besar. Tantangan seperti penyesuaian infrastruktur dan dampak pada lapangan kerja perlu diantisipasi. 

 

Akhir kata, perjalanan menuju dunia yang dikuasai kendaraan otonom saat ini masih sangat panjang. Tetapi raksasa teknologi seperti Google, Amazon, Tesla, dan  perusahaan-perusahaan lain sedang membuka jalan bagi masa depan tersebut. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan transportasi yang lebih baik dan berkelanjutan dalam dekade mendatang.

 

 

Artikel Sebelumnya
Berlangganan buletin kami untuk pembaruan
Astra Digital

Quick Menu

Lainnya

© 2025 AstraDigital

Punya Pertanyaan?

Terhubung dengan kami

Globe