AstraSatu Indonesia

Digitalisasi Dunia

Meta Fokus ke AI dan 'Tinggalkan' Metaverse, Bagaimana Nasibnya Kini?

Meta mengakui fokusnya kini tak lagi ke Metaverse, dan justru memprioritaskan pengembangan Al. Lalu bagaimana nasib Metaverse yang sebelumnya digadang-gadang sebagai proyek masa depan Meta sebelumnya, namun kini ditinggalkan?

Meta Fokus ke AI dan 'Tinggalkan' Metaverse, Bagaimana Nasibnya Kini?

Pada awal 2021, Meta atau sebelumnya lebih kenal sebagai Facebook mengumumkan ambisi besar untuk membangun Metaverse, dunia virtual yang menggabungkan elemen Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Metaverse sendiri menjadi tren teknologi terbesar pada tahun 2023 lalu, namun kini gaungnya tidak cukup terdengar lagi.

Untuk mewujudkan Metaverse, CEO Meta, Mark Zuckerberg, rela menginvestasikan lebih dari 46 miliar dolar AS dana perusahaan hingga membuat para investor merasa gerah. Bagaimana tidak selama pengerjaanya mulai dari 2021 hingga 2022 divisi Meta selaku team yang mengerjakan Metaverse Reality Labs mengalami kerugian hingga total 46 miliar dolar AS sejak 2020. 

Namun memasuki tahun 2023 Zuckerberg seolah memiliki mainan baru karena mulai tertarik dengan Artificial Intelligence (AI). Tak tanggung-tanggung bos Meta ini bahkan membentuk divisi baru yang akan fokus pada generative AI. 

Langkah tersebut menimbulkan berbagai spekulasi tentang nasib proyek Metaverse yang pernah begitu dijanjikan. Bahkan banyak yang mempertanyakan bagaimana nasib Metaverse nantinya. Bagaimana sebenarnya yang terjadi?

dima-solomin-yIT9HO8UrPA-unsplash (1).jpg

Di Balik Beralihnya Fokus Meta dari Metaverse ke AI

Awalnya, Meta mengucurkan investasi sebesar 10 miliar dolar AS untuk pengembangan Metaverse pada 2021 lalu, kemudian kabar terbaru investasi tersebut telah ditambah sebesar 30-37 miliar dolar AS pada tahun 2024 ini, dan​ tambahan 50 juta dolar AS untuk penelitian dan pengembangan global terkait Metaverse. Tapi, nyatanya tidak membuat minat terhadap Metaverse terus naik, justru pengguna harian Meta Horizon World, platform Metaverse milik Meta terus terjun angkanya dari tahun ke tahun.

Pada bulan Oktober 2022 atau setahun setelah Meta mengumumkan Metaverse, pengguna aktif harian Metaverse mereka hanya sekitar  200 ribu user. Angka tersebut jauh dari target awal 500 ribu pengguna aktif harian, yang pada akhirnya Meta merevisi target tersebut menjadi 280 ribu pada akhir tahun yang sama. Sumber lain bahkan menyebut, pengguna aktif harian Meta Horizon World tak lebih dari 1.000 pengguna yang sebagian besarnya mereka berusia di bawah 18 tahun.

Alhasil, berbagai perusahaan besar, seperti Microsoft, Disney hingga Procter & Gamble (P&G) justru lebih memilih untuk ‘angkat kaki’ dari pengembangan ekosistem Metaverse. Microsoft misalnya mengurangi fokus mereka pada Metaverse, dan lebih memfokuskan pada pengembangan Artificial Intelligence (AI) sama halnya yang dilakukan oleh Meta baru-baru ini. Lalu, Disney juga menutup divisi Metaverse mereka, serta P&G yang tak ketinggalan mengubah strategi perusahaan mereka di Metaverse​.

Meski demikian, patut untuk dinanti proyeksi Bloomberg soal potensi pasar Metaverse yang diperkirakan akan mencapai 783,3 miliar dolas AS pada tahun 2024 ini, atau naik dari 478,7 miliar dolar AS dibandingkan pada tahun 2020 lalu dengan CAGR 13,1%. Namun, proyeksi ini bergantung pada jumlah pengguna dan teknologi-teknologi baru yang digunakan untuk pengembangan Metaverse selanjutnya.

Meta pun akhirnya mengalihkan fokusnya ke teknologi AI, dan mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk penelitian serta pengembangan di bidang ini. Zuckerberg, menyatakan bahwa AI memiliki potensi yang sangat besar untuk mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, dari kesehatan hingga pendidikan. 

Ini terlihat dari berbagai inovasi yang telah diluncurkan, seperti model AI yang mampu menghasilkan konten dan algoritma yang lebih cerdas untuk platform media sosialnya. Tak heran jika kemudian Zuckerberg sangat tertarik pada AI. Meski, selain itu juga ada banyak alasan kenapa bos Meta ini mengubah fokus perusahaannya dari Metaverse ke AI.

Pertama, tantangan teknis dan implementasi Metaverse. Membangun Metaverse yang sepenuhnya fungsional adalah tugas yang sangat kompleks. Hal ini tentunya melibatkan pengembangan teknologi baru, infrastruktur, dan perangkat keras seperti perangkat VR dan AR yang membutuhkan investasi besar dan waktu yang cukup lama untuk berkembang. 

Kedua, permintaan pasar dan pengguna. AI saat ini sudah menjadi teknologi yang lebih matang dan memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai industri, mulai dari kesehatan, pendidikan, bisnis, hingga hiburan. 

Ketiga, kompetisi dan inovasi pasar AI saat ini sangat kompetitif dengan banyak perusahaan teknologi besar yang berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan AI. Fokus pada AI memungkinkan Meta untuk tetap relevan dan kompetitif dalam industri teknologi yang terus berkembang.

Secara keseluruhan, keputusan Meta untuk fokus pada AI mencerminkan adaptasi strategis terhadap kondisi pasar, tantangan teknis, dan prioritas bisnis yang bertujuan untuk tetap inovatif dan kompetitif dalam industri teknologi.

Saat ini, Meta sendiri telah mengaplikasikan AI di platform utama yang dimilikinya seperti Instagram dan Facebook. Bahkan, bagi Meta, AI telah menjadi senjata yang efektif dalam merekomendasikan konten, menciptakan filter AR hingga memasang subtitle secara otomatis pada video reels.

jezael-melgoza-pB1MgD38wqY-unsplash.jpg

Nasib Metaverse Setelah Meta Fokus ke AI

Perlu diketahui jika Metaverse, konsep dunia virtual yang saling terhubung, merupakan visi yang masih memerlukan banyak pengembangan teknologi dan infrastruktur. Meskipun Meta telah membuat langkah awal dengan produk seperti Oculus dan Horizon Worlds, adopsi luas Metaverse masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan perangkat keras, kecepatan internet, dan regulasi.

Peralihan fokus Meta ke AI tidak berarti bahwa Meta sepenuhnya meninggalkan Metaverse. Pihak Meta akan tetap mengembangkan dunia virtual dan perangkat headset agar bisa masuk kedalamnya. 

Dari segi target juga akan lebih spesifik yaitu ke dunia kripto dan video game. Proyek Metaverse ini mungkin tidak lagi menjadi prioritas utama, tetapi Meta tetap berkomitmen untuk mengembangkan teknologi yang mendukung visi jangka panjang ini. 

Dalam jangka pendek, perkembangan Metaverse akan terlihat lebih lambat, tetapi bukan berarti proyek ini akan hilang begitu saja. Dalam konteks industri teknologi yang cepat berubah, langkah Meta untuk fokus pada AI juga bisa dilihat sebagai strategi yang cerdas. Dengan mengalihkan sumber daya ke AI, Meta dapat tetap relevan dan kompetitif di pasar teknologi yang sangat dinamis. 

Komunitas teknologi dan investor mungkin merasa khawatir tentang nasib Metaverse, meski ada juga pihak yang optimis, dan percaya bahwa peralihan ini justru bisa memberikan waktu bagi teknologi Metaverse untuk matang serta berkembang lebih baik. 

Sementara itu, perusahaan lain mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk memimpin dalam pengembangan Metaverse. Meskipun masa depan Metaverse masih penuh dengan ketidakpastian, satu hal yang pasti adalah bahwa Meta tidak sepenuhnya meninggalkan proyek ini. 

Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, pengguna mungkin akan melihat Metaverse yang lebih matang dan siap digunakan dalam beberapa tahun ke depan. Sedangkan, kemajuan AI juga akan terus memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan  manusia. Dua hal ini akan mampu memperkuat posisi Meta sebagai pemimpin dalam industri teknologi.

Artikel Sebelumnya
Berlangganan buletin kami untuk pembaruan
Astra Digital

Quick Menu

Lainnya

© 2025 AstraDigital

Punya Pertanyaan?

Terhubung dengan kami

Globe